Antara Sholat Dhuha dan Aktivitas Kerja
Aktivitas
kerja yang diiringi dengan sholat dhuha merupakan satu keseimbangan
yang dapat memberikan kemudahan terhadap datangnya rezeki dari setiap
usaha yang sedang dijalankan. Maka dapat dimaklumi ketika ada seseorang
yang benar-benar melakukan shalat dhuha hingga dia takut jika lupa tidak
melakukannya. Sebab ia mengalami perasaan seakan-akan telah kehilangan
gairah dan semangat ketika beraktivitas apabila tidak melakukan shalat
dhuha.
Lain
pula dengan seseorang yang pernah lupa meninggalkan sholat dhuha, ia
berkata “aku sangat takut sekali karena telah lupa melakukan shalat
dhuha sehingga ketakutan ini mempengaruhi pada hasil kerja hari ini”.
Satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri ketika sebagian orang yang
sedang beraktivitas mencari rezeki kemudian diiringi dengan shalat dhuha
orang itu mempunyai harapan agar Allah memberikan kemudahan dalam
rezeki.
Dalam
ajaran islam motivasi itu memang diserukan, bahkan diposisikan sebagai
baris pertama dalam seruannya. Karena pada prinsipnya tujuan tersebut
merupakan salah satu penentu dari kapasitas iman seseorang yang pada
kenyataannya membawa pada grafik naik turun nilai keimanan. Bisa jadi
mereka yang sedang bekerja tetapi hasil pekerjaannya tidak sesuai
harapannya. Selanjutnya hal yang demikian bisa menurunkan kapasitas iman
begitu pula sebaliknya bisa jadi mereka yang sedang bekerja dan hasil
kerjaannya sangat memuaskan sehingga dapat meningkatkan iman seseorang.
Prediksi ini tidak bisa dipungkiri dan sulit disangkal, walupun
terkadang tidak terjadi pada diri anda, namun bisa saja terjadi pada
teman, famili dan tetangga anda. Jika tidak percaya, hal ini bisa
ditanyakan kepada mereka.
Tetapi
bukanlah dengan iman (yang dimaksud iman disini adalah kepercayaan yang
teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa), seseorang
akan mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Allah hal ini seperti yang
sudah dijelaskan dalam firman-Nya. “Dan Demikianlah Kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah
iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki
dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan
Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus”.(QS. Asy-Syura : 52).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar